Etika
Dalam Bisnis Beserta Implikasi Nyata Di Dunia Ekonomi
Resume
ini ditujukan untuk memenuhi tugas ujian tengah semester III untuk mata kuliah
Etika Bisnis Perbankan Syariah
Dosen : Dr. Hasani Ahmad Said, M.A.
Disusun
oleh:
Dewi
Fitriani 11140850000072
PROGRAM
STUDI PERBANKAN SYARIAH
FAKULTAS
EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS
ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2015M/1436 H
Etika
Dalam Bisnis Beserta Implikasi Nyata Di Dunia Ekonomi
Didalam kehidupan yang menuntut perilaku yang baik dan sesuai
aturan maka makna etika dan moral tidak dapat dipisahkan satu sama lain, dua
kata tersebut sekilas terlihat sama namun pada kenyataannya terdapat dua makna
yang berbeda. Dimana Etika berasal dari kata ethicos yang secara sederhana
memiliki arti yaitu seperangkat aturan yang disusun berdasarkan kesepakatan
bersama dalam suatu masyarakat, yang mana apabila seseorang tersebut melanggar
aturan masyarakat yang sudah ditetapkan, hukumannya berupa sanksi
sosial.Sedangkan pengertian moral hanya berkisar pada baik buruk dan benar
salah. Apabila seseorang melanggar suatu moral tertentu tidak ada konsekuensi
atau sanksi yang akan diterimanya. Setelah kita membahas mengenai makna dari
etika dan moral, maka pembahasan kita berlanjut pada Etika Bisnis.
Pengertian Etika Bisnis sama halnya dengan pengertian etika secara
umum hanya saja ada sedikit tambahan bahwa etika bisnis adalah cara-cara untuk
melakukan kegiatan bisnis, yang mencakup seluruh aspek yang berkaitan dengan
individu, perusahaan, industri dan juga masyarakat. Kesemuanya ini mencakup
bagaimana kita menjalankan bisnis secara adil, sesuai dengan hukum yang
berlaku, dan tidak tergantung pada kedudukan individu ataupun perusahaan di
masyarakat.
Mengapa
etika sangat diperlukan dalam berbisnis? Alasan etika digunakan dalam berbisnis
adalah Membantu membangun suatu pendirian dalam beragam pandangan dan
moral, membantu seseorang dalam menentukan pendapat, membantu membedakan mana
yang tidak boleh dirubah dan mana yang boleh dirubah. Dalam etika bisnis ada beberapa prinsip yang
perlu dianut oleh para pembisnis. Selain memiliki etika, pembisnis juga harus
memiliki prinsip yang sesuai dengan peraturan dan kaidah yang berlaku. Sehingga
dapat terciptanya kondisi berbisnis yang adil dan damai.
Prinsip tersebut diantaranya adalah 1) Prinsp utilitarianism yang
berasal dari kata utilis yang berarti berguna atau efisien dimana dalam prinsip
ini kita sebagai pembisnis diajarkan untuk mencari manfaat yang
sebesar-besarnya dengan cost yang serendah-rendahnya. 2) Prinsip Universalism sebagai suatu
ajaran etik berarti sesuatu itu dapat dinilai baik bila dapat memberikan
kebaikan kepada orang banyak. Berbeda dengan pandangan utilitarian yang
menekankan aspek hasil suatu keputusan universalisme memfokuskan diri pada
tujuan suatu keputusan atau tindakan. 3) Prinsip Right disini diartikan sebagai
hak dan kebenaran. Dimana setiap manusia memiliki kedudukan yang sama, dan
tidak boleh diperlakukan semena-mena demi agar terwujudnya tujuan orang lain.
Sedangkan prinsip rights juga dapat berarti kebenaran yaitu suatu pandangan yang tetap menganggap salah terhadap segala macam tindakan yang melanggar nilai-nilai moralitas. Sebagai contoh dalam berbisnis kita tidak boleh berlaku curang. 4) Prinsip Justice pada prinsip ini hampir sama dengan right (hak) dimana masyarakat harus dianggap sama di hadapan masyarakat, intinya dari prinsip keadilan setia orang berhak mencari rezeki yang halal dengan cara apapun tanpa saling mendzalimi. 5) Prinsip Virtue Etik (Keutamaan) , keutamaan yang dimaksud disini adalah keutamaan moral yang berarti watak yang telah dimiliki seseorang dan memungkinkannya untuk bertingkah laku baik secara moral. Keutamaan moral tersebut diantaranya kejujuran, kepercayaan, tanggung jawab, keberanian moral, Rendah diri, Hormat kepada diri sendiri dan diri-diri lain, Relativitas etika,dll.
Sedangkan prinsip rights juga dapat berarti kebenaran yaitu suatu pandangan yang tetap menganggap salah terhadap segala macam tindakan yang melanggar nilai-nilai moralitas. Sebagai contoh dalam berbisnis kita tidak boleh berlaku curang. 4) Prinsip Justice pada prinsip ini hampir sama dengan right (hak) dimana masyarakat harus dianggap sama di hadapan masyarakat, intinya dari prinsip keadilan setia orang berhak mencari rezeki yang halal dengan cara apapun tanpa saling mendzalimi. 5) Prinsip Virtue Etik (Keutamaan) , keutamaan yang dimaksud disini adalah keutamaan moral yang berarti watak yang telah dimiliki seseorang dan memungkinkannya untuk bertingkah laku baik secara moral. Keutamaan moral tersebut diantaranya kejujuran, kepercayaan, tanggung jawab, keberanian moral, Rendah diri, Hormat kepada diri sendiri dan diri-diri lain, Relativitas etika,dll.
Dengan menerapkan etika berdasarkan prinsip-prinsipnya dalam
berbisnis maka secara tidak langsung manfaatnya dapat dirasakan oleh pelaku
usaha seperti perusahaan
atau pembisnis mampu membangun usahanya menjadi lebih kokoh dan berdaya saing
tinggi. Hal itu terwujud karena suatu usaha yang dijalankan sesuai aturan dan
tidak bertentangan dengan masyarakat maka usaha tersebut akan mampu bertahan
ketimbang dengan usaha yang hanya mementingkan profit tanpa mengindahkan etika
yang baik. Kemudian alasan yang selanjutnya adalah dapat menanamkan
atau meningkatkan kesadaran akan adanya dimensi etis dalam bisnis. Mempunyai
kemampuan menciptakan nilai (value-creation) yang tinggi. Dan membantu pebisnis/calon
pebisnis dalam menyusun argumentasi moral yang tepat.
Dalam teori-teori konvensional etika sudah dijabarkan secara jelas
mulai dari pengertian secara harfiah, kemudian prinsip-prinsip yang ada dalam
etika, dan juga manfaat yang akan di peroleh para pelaku usaha. Namun
permasalahannya adalah bagaimana dengan islam?.
Apakah islam juga mengatur adanya etika dalam berbisnis? Dalam
ekonomi islam, bisnis dan etika tidak harus dipandang sebagai dua hal yang
bertent angan. Artinya, jika orientasi bisnis dan upaya investasi akhirat
(diniatkan sebagai ibadah dan merupakan totalitas kepatuhan kepada Tuhan), maka
bisnis dengan sendirinya harus sejalan dengan kaidah-kaidah moral yang
berlandaskan keimanan kepada akhirat.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan ini setiap manusia
memang seringkali mengalami dilema etis antara harus memilih keputusan etis dan
keputusan bisnis, tetapi jika kita percaya Sabda Nabi SAW, atau logika ekonomi
diatas, maka percayalah, jika kita memilih keputusan etis maka pada hakikatnya
kita juga sedang meraih bisnis.Dengan demikian dapat dikatakan bahwa prinsip
utama yang ditentukan Islam dalam etika bisnis adalah bahwa transaksi dalam
bisnis harus dilakukan secara sah dan tidak bertentangan dengan hukum.
Rasulullah SAW telah mewanti-wanti kepada para pedagang (pebisnis) bahwa mereka
jangan sampai berbuat dusta. (H.R. Tabrani).
Padahal Islam secara jelas telah
mengatur bahwa seorang pelaku bisnis harus menjunjung tinggi beretika yang baik
dalam bisnis agar manfaat yang dirasakan optimal, tetapi pada kenyataannya
setiap manusia memiliki pandangannya sendiri dalam melakukan suatu usaha
termasuk pandangan mereka terhadap etika. Dalam kegiatan ekonomi, khususnya
dalam praktek bisnis masalah etika seringkali terlupakan. Hal ini disebabkan
karena orientasi mengejar keuntungan dalam persaingan yang ketat merupakan
prioritas yang lebih diutamakan. Setiap pribadi memiliki pemikiran dan
pemahaman yang berbeda-beda menyangkut etika sebagai aturan. Semuanya akan
dapat dilihat melalui perilaku wirausaha dalam menjalankan bisnisnya. Dimana
manusia memiliki banyak penafsiran terhadap etika, islam pun juga memiliki
banyak penafsiran yang berbeda-beda mengenai etika.
Penafsiran islam terhadap etika secara umum dibagi menjadi 3 yaitu:
a) Penafsiran Bersifat Berkesinambungan maksudnya adalah etika bisnis islam
mengajarkam kepada manusia umumnya atau pelaku usaha khususnya untuk memiliki
konsepsi hunungan antara manusia dan lingkungan serta manusia dengan tuhan atau
dalam bahasa agama dikenal dengan istilah (hablum minallah wa hablumminannas). Dimana
setiap pelaku usaha harus memiliki hubungan yang seimbang antara
manusia,lingkungan, dan tuhan agar setiap usaha yang dijalankan berjalan dengan
baik dan memberikan manfaat bagi dunia dan seisinya. b) Penafsiran Bersifat
Kemanusiaan maksudnya adalah jadi pada penafsiran kali ini manusia atau pelaku
usaha di tuntut untuk senantiasa menghargai kemanusiaan manusia. Karena dengan
menghargai manusia berarti kita telah memuliakan tuhan kita Allh Swt yang telah
menjadikan manusia sebagai khilafah di muka bumi ini. c) Penafsiran Bersifat Berkeadilan
maksudnya adalah etika memberikan arahan kepada pebisnis untuk dapat memisahkan
antara tindakan yang baik dan tindakan buruk sesuai ajaran Islam. Mampu
mencegah pelaku bisnis untuk berbuat curang maupun dzalim dan lebih
mengedepankan nuraninya sebagai umat muslim. Keadilan yang hakiki yaitu
perbuatan yang sesuai dan tanpa ada yang merasa dirugikan tergambar dalam Etika
Bisnis Islam.
Implikasi
Nyata dalam Etika Bisnis Membentuk Sistem Ekonomi
Menurut
Gregory Grassman (1984) yang dimaksud sistem ekonomi adalah sekumpulan
komponen-komponen atau unsur-unsur terdiri atas unit-unit dan agen-agen ekonomi
serta lembaga-lembaga (institusi-institusi) ekonomi, yang bukan hanya saling
berhubungan dan berinteraksi, melainkan juga sampai tingkat tertentu saling
menopang dan mempengaruhi. Di dunia ini terdapat berbagai macam-macam sistem ekonomi yang
diterapkan oleh Negara. Sistem ekonomi tersebut antara lain sistem ekonomi tradisional,
sistem ekonomi liberal/pasar/bebas, sistem ekonomi komando/terpusat/etatis, dan
sistem ekonomi campuran.
Sistem Ekonomi Tradisional adalah sistem ekonomi yang
diterapkan oleh masyarakat tradisional secara turun-menurun dengan hanya
mengandalkan alam dan tenaga kerja. Dalam sistem ekonomi ini pengaturan ekonomi
di fokuskan pada pola tradisi, dengan ciri-ciri : Teknik produksi
dipelajari secara turun temurun dan bersifat sederhana, Hanya sedikit
menggunakan modal, Pertukaran dilakukan dengan sistem barter, Belum mengenal
pembagian kerja, dan lain-lain.
Sistem Ekonomi Pasar/Liberal suatu sistem ekonomi di mana seluruh kegiatan
ekonomi mulai dari produksi, distribusi dan konsumsi diserahkan sepenuhnya
kepada mekanisme pasar. Karena pemerintah tidak membatasi kegiatan ekonomi,
maka orang bebas melakukan apapun yang menguntungkan bagi dirinya dan sesuka
hatinya. Ekonomi pasar efektif dalam menyeimbangkan permintaan dan penawaran
pasar untuk masing-masing produk, tapi perekonomian pasar kurang bisa diharapkan
dalam menciptakan keseimbangan makro ekonomi (Gregory Grossman, 2004).
Sistem Ekonomi Komando/Terpusat/Komunis adalah sistem ekonomi di mana
peran pemerintah sangat dominan dan berpengaruh dalam mengendalikan
perekonomian. Dengan ciri-ciri sebagai berikut: Semua alat dan sumber-sumber daya dikuasai
pemerintah, Hak milik perorangan tidak diakui.
Sistem Ekonomi Campuran adalah campuran dari sistem ekonomi pasar dan
terpusat, di mana pemerintah dan swasta saling berinteraksi dalam memecahkan
masalah ekonomi (Cornelis Rintuh, 1995).
Bicara etika bisnis adalah bicara soal kegiatan bisnis yang tidak merugikan
salah satu pihak atau menguntungkan kedua belah pihak. Menurut Keraf, ada tiga
sasaran dan lingkup pokok etika bisnis. Salah satunya mengenai etika bisnis
pada tingkat makro, yakni berbicara mengenai sistem ekonomi yang sangat menentukan
etis tidaknya suatu praktek bisnis. Secara konktrit, etika bisnis ini atau
disebut juga etika ekonomi berbicara soal praktek-praktek monopoli, oligopoli,
kolusi, dan semacamnya yang sangat mempengaruhi tidak saja sehat-tidaknya suatu
ekonomi tetapi juga baik tidaknya praktik-praktik bisnis di suatu negara.